Ini berasal dari kisah nyata dan pernah dialami di sebuah sekolah. Dalam dunia pendidikan seorang guru dengan murid-muridnya harus saling menghargai dan memahami kelemahan dan kelebihan masin-masing.
Suatu hari kejadian disaat mata pelajaran Fisika. Sistem pembelajaran fisika itu sangat mudah untuk mendapatkan nilai. Namun bagi sebagian murid itu sangat tidak adil. Guru pengajar fisika akan memberikan nilai tambahan apabila seorang anak itu bisa menjawab pertanyaan dan maju kedepan. Semua murid bisa mendapatkan nilai dan maju ke depan dengan berebut atau dulu-duluan. Mungkin ada murid yang sering maju dan mendapatkan banyak nilai tambahan, ada juga murid yang tidak pernah maju dan tidak mendapatkan nilai. Murid-murid yang jarang maju pun merasa tidak adil karena tidak mendapatkan banyak nilai karena dengan maju secara berebut itu hanya untung-untungan. Siapa yang lebih duluan mengangkat tangan maka dialah yang mungkin akan maju dan mendapatkan nilai.
Mungkin cara pengajaran begitu agar murid-murid lebih giat dalam belajar dan berusaha keras untuk mendapatkan nilai. Namun tidak semua orang merasa begitu. Murid-murid berpendapat itu sangat tidak adil, murid juga merasa tidak enak dengan pengajaran yang di berikan oleh pengajar, pengajar tidak mementingkan murid mengerti atau tidak. Tetapi murid dipaksa harus mengerti bagaimana pun itu caranya.
Hingga akhirnya karena kelabilan murid-murid sampai membuat masalah besar. Mereka ingin minta ganti pengajar dengan alasan-alasan itu. Masalah itu pun di perpanjang dengan guru-guru yang lain. Sekian murid di sidang untuk berkali-kali dan minta kejelasan. Disaat itu guru pengajar yang bersangkutan merasa jengkel, beliau tetap masuk kelas namun diam tanpa kata. Tak sepatah kata pun di ucapkan oleh beliau hingga jam pelajaran usai. Karena murid-murid sadar akan kesalahan dan khilaf, begitu juga dengan kelabilan dan emosi yang tidak terkendali. Mereka minta maaf dan guru bersangkutan pun memaafkan. Dan tidak ada lagi kejengkelan atau dendam.
Jadi, setiap pengalaman pasti ada hikmahnya. Pelajaran tidak akan bisa di mengerti apabila di antara kedua pihak itu merasa tidak nyaman dan jengkel apalagi dendam.
0 komentar:
Posting Komentar